بسم الله الرحمن الرحيم
Segala
puji hanya bagi Allah rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga Dia
limpahkan kepada penutup para Nabi, keluarganya dan para sahabatnya
serta siapa saja yang mengikutinya sampai hari kiamat, ‘amma ba’du:
Imam
Malik rahimahullah berkata: Telah sampai kepadaku bahwa Abu Hurairah
radliyallahu ‘anhu ketika membaca surat An Nashr ayat 1 dan 2 yang
artinya:
- “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”
- “Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk dienullah (dienul Islam).
Lalu
beliau berkata: “Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya
hari ini manusia keluar dari dienullah (dienul Islam) secara berbondong
sebagaimana mereka masuk ke dalam (dienul Islam) secara
berbondong-bondong.” (Fathul ‘Aliy Al Hamid, Syaikh Madhat bin Hasan Alu
Faraaj, hal 501)
Memang
di akhir zaman ini banyak umat Islam yang murtad, dan kebanyakan tidak
sadar kalau dia telah murtad dikarenakan bodoh tidak paham hakikat
tauhid dan syirik besar (syirik akbar).
Kebodohan
yang menimpa kebanyakan umat Islam di akhir zaman ini terutama karena
doktrin penguasa thaghut yang mengaku muslim, dengan ajaran-ajaran
syirik yaitu ideologi-ideologi syirik: Demokrasi, Nasionalisme,
Sosialisme, Liberalisme, Sekulerisme, Pancasila dan lain-lain. Umat
Islam banyak yang tertipu dengan doktrin-doktrin tersebut, antara lain
juga karena ajaran syirik. Penguasa thaghut ini dibenarkan oleh
ulama-ulama syaithaniy (ulama-ulama penjilat).
Penguasa
thaghut di samping aktif menyebar luaskan ajaran-ajaran syiriknya di
kalangan umat Islam, dengan dibantu oleh ulama-ulama syaithaniy juga
aktif memerangi ulama Rabbaniy yang berjuang meluruskan tauhid umat
Islam yang telah dirusak oleh doktrin syirik penguasa thagut. Disamping
itu juga aktif memerangi para mujahid yang berjihad menegakkan kalimat
Allah, dengan dukungan militer (TNI) dan Polisi. Oleh karena itu fungsi
dan peranan penguasa thaghut adalah:
1. Fungsinya adalah sebagai pelindung/pemimpin orang-orang kafir.2. Peranannya adalah mengeluarkan umat Islam dari cahaya hidup (tauhid dan iman), di jerumuskan ke dalam kegelapan hidup (kemusyrikan, kemungkaran, kemaksiatan, dan lain-lain)
اللَّهُ
وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ
النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ (٢٥٧)
“Allah
pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaithan, yang mengeluarkan mereka daripada
cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah: 257)
Adapun karakter biadabnya adalah:
1. Mengkhianati perjanjian
إِنَّ
شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لا
يُؤْمِنُونَ (٥٥)الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ
عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لا يَتَّقُونَ (٥٦)
“Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang
yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (yaitu) orang-orang yang
kamu telah mengambil Perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka
mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut
(akibat-akibatnya).” (Al Anfal: 55-56)
2.
Bersatu padu dengan semua thaghut untuk memerangi umat Islam sehingga
mereka bebas berbuat kerusakan dan fitnah-fitnah yang merusak tauhid dan
iman.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ (٧٣)
“Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang
telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka
bumi dan kerusakan yang besar.” (Al Anfal: 73)
3. Sangat anti dan benci kepada Islam dan kaum muslimin dan berusaha dengan segala cara untuk memurtadkan.
وَلَنْ
تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ
أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ
اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (١٢٠)
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk
(yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu.” (Al Baqarah: 120)
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ
وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ
أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى
يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ
عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ
فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ (٢١٧)
“Mereka
bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:
“Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk)
Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar
(dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya)
daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai
mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran maka mereka itulah yang
sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah: 217)
4.
Bila menahan kaum muslimin, mereka mencaci maki dengan
perkataan-perkataan yang kotor dan menyiksa dengan cara-cara yang
biadab, bila yang ditahan muslimah, maka mereka perkosa.
إِنْ
يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ
أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ (٢)
“Jika
mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu
dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu);
dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.” (Al Mumtahanah: 2)
Contoh kebiadaban dan kesadisan thaghut Densus 88/BNPT laknatullah ‘alaihim terhadap mujahid yang mereka tangkap:
1.
Bashri disiksa hingga wafat, tubuh Bashri hancur dan rusak di bagian
ulu hati (dada bagian depan) hingga kepala baik depan maupun belakang.
(lihat Voa Islam dan Risalah Tauhid, edisi 184, jum’at 14 Rajab 1434 H)
2.
Ketika ditangkap mereka, wajah Abu Roban ditutup kain dan dilakban
dengan sangat erat, meski sudah dilakban 3 kali di kaki, tangan, dan
tubuhnya tanpa ada perlawanan, thaghut Densus 88 justru tidak membawanya
ke rumah sakit terdekat. Bahkan ketika Abu Roban jatuh, malah ditendang
dan dinjak-injak oleh thaghut Densus 88 (lihat Voa Islam dan Risalah
Tauhid, edisi 184, jum’at 14 Rajab 1434 H)
Demikianlah
sudah jelas bahwa semua thaghut adalah jahat, biadab, bermoral binatang
meskipun dhahirnya mengaku muslim, mengamalkan shalat, zakat, puasa,
haji dan lain-lain. Amalan-amalan ini semuanya hanya untuk menipu umat
Islam agar mudah dikuasai dan dimurtadkan. Maka tidak ada thaghut yang
muslim dan tidak ada thaghut yang baik!!!
Maka dengan tegas Allah Subhanahu Wa Ta’ala mewajibakan umat Islam agar:
1. Mengkafirkan dan mengkafirinya
لا
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ
يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
(٢٥٦)
“Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat, karena itu barangsiapa yang
kafir kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.
Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al Baqarah: 256)
أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا
إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ
الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا (٦٠)
“Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka
telah diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan syaitan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (An Nisa: 60)
Ulama
telah ijma dengan menegaskan: “Siapa yang beriman kepada Allah, wajib
kafir kepada thaghut, dan sebaliknya barangsiapa yang beriman kepada
thaghut, maka dia kafir kepada Allah, maka kafir kepada thaghut
merupakan syarat sah-nya iman kepada Allah.”
2. Menjauhi thaghut.
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ
حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ
كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (٣٦)
“Dan
sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (An Nahl: 36)
3. Memerangi thaghut.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ
الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ
الْمُتَّقِينَ (١٢٣)
“Hai
orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar
kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan darimu, dan ketahuilah,
bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (At Taubah: 123)
Termasuk
orang kafir disekitar umat Islam yang harus diperangi adalah penguasa
thaghut dan ansharnya (para pembatu-pembantu dan pembela-pembelanya)
maka tidak boleh diregukan bahwa penguasa thaghut hakikatnya adalah
syaithan jenis manusia yang menjadi musuh para nabi, orang-orang mukmin
dan para mujahidin.
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي
بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ
رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (١١٢)
“Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan.” (Al An’am: 112)
Adapun
anshar thaghut; karena penuasa thaghut adalah manusia kafir atau
syaithan jenis manusia, maka semua pembantu dan pembelanya (ansharnya)
adalah kafir. Karena tidak ada orang beriman membantu syithan manusia
(thaghut), justeru setiap mukmin HARUS membenci dan memusuhinya.
لا
تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ
مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ
أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي
قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ
حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (٢٢)
“Kamu
tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat,
saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau
saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka Itulah orang-orang yang
telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan
pertolongan yang datang daripada-Nya, dan dimasukan-Nya mereka ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang
beruntung.” (Al Mujadalah: 22)
قَدْ
كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ
الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dari dari apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara
kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja.” (Al Mumtahanah: 4)
Terutama
anshar thaghut yang menjaga keamanannya, yaitu: tentara (TNI) dan
Polri, Tentara dan Polisi anshar thaghut sangat jelas kekafirannya,
karena Allah memerintahkan agar thaghut dilenyapkan, Tentara (TNI) dan
Polri justru menjaga dan membelanya.
Penguasa
thaghut tidak mungkin mampu bergerak menyebarluaskan kemusyrikan dan
kemungkaran tanpa bantuan dan penjagaan tentara dan polisi, apalagi
untuk memerangi para mujahidin 100% tergantung kepada Tentara (TNI) dan
Polri.
Maka
setiap individu (personal) tentara (TNI) dan Polri pembantu thaghut
adalah kafir!! Kafirnya individu Tentara dan Polisi pembantu thaghut
telah dibahas dalam buku yang berjudul “Hukum Anshar Ath Thawaghit
(TNI/Polri)” yang insya Allah ada di tangan pembaca, di tulis oleh
ikhwan mujahid Syaiful Anam bin Syaifuddin atau dikenal juga dengan nama
Abu Hatf Syaifurrasul.
Buku
ini ditulis dengan di dasari dengan dalil-dalil yang lengkap dari Al
Qur’an, Hadits atau Sunnah, Ijma sahabat, Ijma ulama-ulama salafush
shaleh, ushul fiqh, dan dalil-dalil syar’iy lainnya, yang tidak bisa
dibantah secara ilmiyyah, maka buku ini sangat tepat untuk dijelaskan
kandungannya di pengajian-pengajian, madrasah-madrasah, ma’had-ma’had,
pesantren-pesantren, perguruan-perguruan tinggi Islam, agar syubhat
tentang hukum ansharuth thaghut, teruatama Tentara (TNI) dan Polri yang
banyak menipu umat Islam segera dapat diatasi.
Semoga buku ini diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai amal shaleh bagi penulisnya, pengajarnya dan yang menyebarkannya, aamiin!
Syukron, akh
BalasHapus